Perabotan pada Indonesia Dari Waktu ke Waktu
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pergantian jaman tentu turut jua mempengaruhi segala faktor kehidupan, tak terkecuali sama gaya arsitektur serta interior rancangan di hunian. Pada Indonesia sendiri bangunan bergaya terbaru mulai bermunculan sesudah kemerdekaan tahun 1945. Gaya Art Deco di hunian dan bangunan sama pintu dan jendela tinggi, mulai banyak ditinggalkan orang dan beralih ke mebel bergaya klasik khas Indonesia.
Perabotan klasik Indonesia umumnya didominasi nuansa etnik yg kental sama ukiran bermotif floral ataupun unsur alam sama memakai kayu dan penggunaan bahan-bahan khas Indonesia sesuai rotan. Di tahun 1960an sampai 1970an, model mebel yg populer merupakan model jengki sama ciri khas kaki yg meruncing dan miring serta bentuk kursi yg landai. Gaya jengki yg diambil dari kata yankee ini konon dicetuskan langsung oleh Bung Karno tuk menandingi gaya arsitektur kolonial.
Bangunan terbaru baru bertumbuh subur seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 1970an dan 1980an, pada mana pembangunan sedang gencar dikerjakan pada bermacam sektor sesuai pembangunan hunian murah, gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan, bandara, dan lain-lain. Walaupun mebel klasik dan mediterania masih digemari, tetapi orang-orang mulai berani bermain sama corak yg lebih terang dan bentuk mebel mulai banyak mengikuti tren gaya retro. Perabotan yg terkenal pada masa tersebut merupakan kursi lipat santai sama bantalan lilitan karet, ataupun kursi merak plus side table senada yg biasa ditaruh pada teras. Arsitektur bangunan yg jua dibikin lebih sederhana, misalnya atap yg rata, jendela lebar berupa persegi, dan mulai maraknya penggunaan keramik ataupun teraso sebagai pengganti tegel.
Menjelang tahun 1990an, gaya hunian minimalis mulai diketahui pada Indonesia, terinspirasi dari konsep minimalis yg sudah lebih dahulu dipopulerkan Amerika dan Eropa. Banyak arsitek muda dan arsitek asing yg mengambil alih perancangan bangunan pada kota-kota besar, lalu pengaruh global lebih terasa tergolong soal penyeleksian mebel.
Seiring populernya tren gaya minimalis serta makin dinamisnya kehidupan penduduk pada perkotaan, permohonan bakal mebel minimalis pun terus bertambah menyaingi mebel bergaya mediterania dan klasik yg kini dianggap ‘berat’ dan kuno. Perabotan minimalis digemari antara lain masalahnya kepraktisannya, rancangan yg sederhana, estetika yg terkesan terbaru, pengurangan bakal bahan baku, jua corak yg lebih netral dan cerah